Selasa, 12 April 2011

Manusia Kerdil dari Flores






Spesies Manusia Kerdil Ditemukan di Flores


Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun di goa di Flores, Indonesia. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu. Penemunya adalah ilmuwan-ilmuwan Indonesia dan Australia. Para ilmuwan yakin tengkorak yang mereka temukan ini berasal dari spesies manusia yang benar-benar baru bagi dunia ilmu pengetahuan.

Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.

Tengkorak dan tulang belulangnya ditemukan dalam sebuah lokasi endapan di goa Liang Bua, dimana dijumpai pula beberapa peralatan batu dan tulang belulang gajah kerdil, hewan-hewan pengerat sebesar anjing, kura-kura raksasa, dan tulang Komodo. Perbandingan ukuran tengkorak Homo floresiensis dengan tengkorak manusia modern, Homo sapiens. Karena ukurannya, Homo floresienses dianggap sebagai penemuan paling spektakuler dalam dunia paleoanthropology sejak setengah abad ini, dan dilukiskan sebagai spesies manusia paling ekstrim yang pernah ditemukan.

Mereka tinggal di Flores sekitar 13.000 tahun lalu, yang artinya mereka ada saat manusia modern (Homo sapiens) juga ada. “Menemukan makhluk yang berjalan dengan dua kaki dan berotak kecil pada periode waktu dimana manusia modern telah eksis adalah sesuatu yang amat menakjubkan,” kata Peter Brown, seorang paleoanthropologis dari Universitas New England di New South Wales, Australia.

“Penemuan ini benar-benar tidak disangka,” kata Chris Stringer, direktur program Human Origins di Museum Natural History, London. “Menemukan manusia purba di Flores saja sudah hebat. Bahwa mereka berukuran hanya satu meter dan memiliki otak seperti otak simpanse adalah hal yang lebih menakjubkan. Dan fakta keberadaan mereka yang hidup 20.000 tahun lalu, dimana nenek moyang manusia modern mungkin pernah bertemu mereka adalah hal yang sungguh-sungguh luar biasa.”

Para peneliti memperkirakan orang-orang kerdil ini hidup di Flores sejak sekitar 95.000 tahun lalu hingga setidaknya 13.000 tahun lalu. Mereka mendasarkan teori ini atas perhitungan karbon terhadap tulang belulang dan peralatan batu yang ditemukan bersama fosil. Orang-orang kerdil ini mungkin bangsa pemburu karena ditemukan pula bilah-bilah pisau batu, ujung panah atau tombak, serta peralatan memotong lain.

Dalam komentarnya di majalah Nature, Marta Mirazón Lahr dan Robert Foley, keduanya dari Leverhulme Centre for Human Evolutionary Studies di Universitas Cambridge, mendeskripsikan Homo floresiensis sebagai spesies yang akan mengubah pandangan kita mengenai geografi evolusi manusia, biologi, dan kebudayaan purba.

Penemuan ini menunjukkan bahwa genus Homo ternyata lebih bervariasi dan lebih luwes dalam kemampuan adaptasinya dibanding perkiraan semula. Genus Homo sendiri termasuk di dalamnya adalah manusia modern (Homo sapiens), Homo erectus, Homo habilis, dan Neandertals, memiliki ciri-ciri adanya rongga otak yang relatif besar, posturnya tegak, dan mampu membuat peralatan.

“Homo floresiensis adalah tambahan bagi daftar spesies manusia yang hidup pada waktu bersamaan dengan manusia modern. Saya kira orang-orang akan terkejut mendengar beberapa ribu tahun lalu kita tidak sendirian,” kata Brown.

Walau tubuhnya lebih kecil, otaknya lebih mungil, dan mempunyai anatomi tubuh yang merupakan perpaduan primitif dan modern, spesies ini tetap dimasukkan dalam genus Homo. Para peneliti menduga orang-orang kerdil ini berevolusi dari ukuran manusia normal, yakni dari populasi Homo erectus yang mencapai Flores sekitar 840.000 tahun lalu.

“Secara fisik mereka berukuran sama dengan anak-anak manusia modern berusia tiga tahunan, namun dengan rongga otak hanya sepertiganya,” kata Richard Roberts, seorang geochronologist dari Universitas Wollongong, Australia. “Mereka memiliki lengan lebih panjang, tulang alis lebih tebal, dahi yang miring, dan tidak mempunyai dagu.”

Rahang bawahnya diisi gigi-gigi besar tumpul seperti gigi Australopithecus, manusia purba yang hidup di Afrika lebih dari tiga juta tahun lalu. Gigi depannya lebih kecil seperti gigi manusia modern. Lobang mata manusia Flores ini besar dan bulat, dan tulang pinggulnya tampak primitif, mirip bangsa kera. Walau secara keseluruhan tidak terlihat seperti manusia modern, beberapa perilaku mereka sungguh mirip manusia.

Orang-orang Flores ini menggunakan api dalam perapian untuk memasak. Mereka juga berburu stegodon, sejenis gajah kerdil primitif yang hidup di sana. Walau kerdil, seekor stegodon bisa mencapai berat 1.000 kilogram, dan pasti merupakan tantangan besar bagi pemburu-pemburu dengan ukuran tubuh seperti anak-anak. Artinya perburuan haruslah dilakukan dengan komunikasi efektif dan perencanaan, kata para peneliti.

Hampir seluruh fosil stegodon yang berkaitan dengan manusia kerdil itu berasal dari hewan muda, menunjukkan bahwa orang-orang itu memilih untuk memburu stegodon kecil. Dari fosil yang dijumpai, makanan orang-orang Flores itu termasuk ikan, katak, ular, kura-kura, burung, dan hewan-hewan pengerat.

Mereka itu bukanlah jenis yang bodoh karena berhasil bertahan berdampingan dengan jenis kita setidaknya selama 30.000 tahun tanpa kita sadari. Mereka juga bisa membuat beberapa peralatan batu, memburu gajah pigmi, dan menyeberangi setidaknya dua laut untuk mencapai Flores dari Asia. Dan uniknya dengan otak yang hanya sepertiga otak kita. Namun mereka, bersama dengan gajah-gajah kerdil punah akibat letusan gunung api besar.

Di lain pihak, tidak ada bukti bahwa nenek moyang manusia modern pernah mencapai Flores sebelum 11.000 tahun lalu, sehingga tidak diketahui apakah Homo floresiensis pernah bertemu dengan jenis kita. Para ilmuwan menemukan sisa-sisa mereka bersama stegodon hanya di bawah lapisan debu vulkanis berusia 12.000 tahun, sedangkan sisa-sisa manusia modern ditemukan di atas lapisan itu.

Yang jelas, rumor, mitologi, dan legenda mengenai makhluk-makhluk kerdil sudah beredar di Flores selama berabad-abad. Penduduk setempat diketahui sering menceritakan mengenai Ebu Gogo, manusia kerdil berbulu yang tingginya hanya satu meteran. Ebu Gogo diceritakan bisa berkomunikasi dengan sesamanya dalam bahasa yang terdengar seperti menggumam dan bisa menirukan ucapan manusia seperti halnya burung beo. Cerita turun temurun itu bisa jadi berarti mereka pernah berinteraksi dengan manusia modern.

“Dilihat dari perspektif regional, jelas ada manusia modern di Australia sejak setidaknya 40.000 tahun lalu, dan di Kalimantan sejak 43.000 tahun lalu,” kata Roberts. “Sehingga ada waktu dimana manusia dan orang kerdil hidup dalam periode sama antara 40.000 hingga 18.000 tahun lalu. Namun bagaimana interaksi mereka, kita tidak tahu sama sekali, sebelum memperoleh bukti-bukti lebih jelas.”

Para ilmuwan juga berkeinginan meneliti bagaimana dan mengapa Homo floresiensis memiliki tubuh begitu kecil. Ketika fosilnya ditemukan pertama kali, mereka menyangka itu adalah fosil anak kecil. Bisa dimaklumi karena sejauh ini tidak ada catatan adanya bangsa yang sekerdil itu. Orang pigmi di Afrika saja lebih tinggi dengan ukuran tubuh rata-rata 1,4 hingga 1,5 meter.

Salah satu penjelasan mengenai hal itu adalah bahwa selama ribuan tahun, orang-orang ini menjadi makin kecil karena kondisi alam menjadikan mereka kecil. Mamalia-mamalia yang menjadi kerdil di pulau-pulau Flores juga mendukung teori itu. Sebabnya antara lain karena di sana hanya ada sedikit saja persedian makanan, sedikit hewan pemangsa, dan sedikit spesies yang berebut wilayah. Karena kebutuhan energi per harinya sedikit, maka tidak diperlukan tubuh besar untuk bertahan.

Tentu saja tidak ada bukti yang membenarkan teori di atas. “Yang jelas tidak ada fosil manusia berbadan besar yang ditemukan di Flores bersama peralatan-peralatan batu berusia 840.000 tahun lalu,” kata Brown. “Artinya mereka mungkin tidak mengerdil di sana karena tidak ada bukti nenek moyangnya bertubuh besar. Mereka mungkin tiba sudah dalam postur kecil.”

Fakta - Fakta Menarik Tentang Perang Salib




Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada periode 1095 – 1291, biasanya direstui oleh Paus atas nama Agama Kristen, dengan tujuan untuk menguasai kembali Yerusalem dan ‘Tanah Suci’ dari kekuasaan Muslim dan awalnya diluncurkan sebagai respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspansi dari Dinasti Seljuk yang beragama Islam ke Anatolia.

Apa saja fakta-fakta yang ada dibalik Perang Salib tersebut?

1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.

2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai “The Absent King”.

3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : “Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi”.

4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum Muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.

5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard,Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran.

6. Ketika ada salah satu panglima perang Saladin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya pada Saladin serta berkata, “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan “permainan” kecil kita”. Dan keesokan harinya mereka bertempur sengit lagi.

7. Pernah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang Saladin tumpul dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar Saladin mengasahnya.

8. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Saladin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak sepertiSaladin?

9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang Salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum Muslimin saat itu.

10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang Salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp Crusaders. Seluruh Crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp Crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan Knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampaiRichard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu.

11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju Yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.

12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang Salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman Dark Ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan Muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).

13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang Salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenarnya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si Sultan Malik dari Mesir.

14. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam Masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.

15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.

16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari in-sub-ordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para Baron dan Ordo Militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran (Mercenary) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack.

17. Pasukan Turki Khwaraziman yang menyerang Yerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan Genghis Khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.

18. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum Kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.

19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayap tapi menjadi pasukan khusus.

20. Membangun sepasukan Knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 – 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full – time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.

21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun) di inagurasi menjadi Knight oleh Raja atau Baron tempat dia mengabdi.

22. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa Raja tidak boleh membunuh sesama Raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik Knights dan para Noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang Raja pantang membunuh sesama Raja. Hal itu yang diterapkanSaladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, Raja dari Kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin.

23. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko.

24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Saladin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk yaitu Baybar adalah komandan yang garang. Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti Crusaders. Kalau Crusaders dibawah pimpinan Richard pernah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya. Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.

25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi. Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta dll. Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sbg ‘humor pasukan artileri’. Namun Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.

26. Akibat dihinggapi penyakit Wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka Saladin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah Nabawiyah (sejarah nabi) dan Atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad. Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.

Jumat, 08 April 2011

Hewan-Hewan Tercerdas Di Dunia

1. Simpanse




Binatang ini sangat populer di Hollywood sebagai “Binatang Film” paling laris selain anjing. Simpanse adalah binatang primata tercerdas di dunia, dan para ilmuwan juga mengakui bahwa mereka adalah binatang paling cerdas di dunia saat ini.

Primata ini berasal dari hutan tropis di Afrika. Mereka hidup berkelompok, bersosialisasi dengan sesama, bahkan berorganisasi. Mereka adalah makhluk yang menunjukkan aktivitas menyerupai manusia purba. Mereka dapat membuat tombak untuk berburu kelinci dalam lubang, memetik buah dengan galah, memecahkan kacang dengan batu, bahkan memancing ikan dengan cabang pohon!

Seorang profesor dari Primate Research Institute of Kyoto University bernama Tetsuro Matsuzawa, mendedikasikan hidupnya untuk meneliti simpanse ini. Beliau mengatakan bahwa simpanse bahkan dapat mengalahkan para sarjana matematika Jepang pada saat tes memori angka 1-9. Tentunya tes memori yang dimaksud dibuat serumit mungkin dan dengan kecepatan tinggi.


2. Lumba-Lumba Hidung Botol




Keluarga mamalia laut memang terkenal memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka mudah dijinakkan dan dilatih oleh manusia. Di antara banyak mamalia laut yang cerdas tersebut, lumba-lumba hidung botol adalah yang paling cerdas.

Otak lumba-lumba jenis ini lebih besar daripada otak lumba-lumba lainnya. Selain itu mereka memiliki koteks serebral 40% lebih besar daripada manusia. Korteks serebral adalah wilayah otak yang berfungsi untuk komunikasi sosial, informasi pengolahan abstrak, pemecahan masalah, dan kecerdasan dalam menerima hal-hal yang baru.

Lumba-lumba menggunakan sonar bunyi yang disebut echolocation untuk mendeteksi mangsa, peringatan bahaya, serta mencari koloninya. Kemampuan inilah yang digunakan oleh Angkatan Laut Amerika (US Navy) dalam berbagai misi penelitian maupun pembersihan ranjau laut.

Oh iya, saat saya mencari tau tentang lumba-lumba ini, saya menemukan sebuah berita tentang seekor lumba-lumba hidung botol yang menyelamatkan paus kecil di perairan Selandia Baru. Sungguh binatang yang suka menolong.


3. Monyet Rhesus




Terkadang kita menganggap semua jenis monyet itu sama-sama pintar, hal itu disebabkan karena mereka mudah untuk dilatih. Tetapi para ilmuwan berpendapat lain. Monyet Rhesus adalah monyet yang dianggap paling cerdas di dunia. Habitat monyet ini banyak terdapat di Asia daratan, terutama di Afghanistan, China, dan India.

Monyet Rhesus banyak digunakan oleh para ilmuwan untuk membantu berbagai penelitian. Diantara berbagai penelitian yang menggunakan monyet ini salah satunya adalah misi pengiriman monyet ke luar angkasa. Oh iya, kita harus bisa membedakan antara monyet dan primata lainnya, karena mereka semua berbeda.

Selain memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, Monyet Rhesus ini juga memiliki kecenderungan psikologis yang mirip dengan manusia, bahkan mereka dapat bunuh diri jika putus asa!


4. Gajah




Dari semua jenis gajah yang ada di seluruh dunia ini, baik itu gajah pigmi maupun gajah raksasa, diyakini memiliki kepintaran yang sama. Gajah memiliki berbagai macam indera yang tajam, terutama pendengaran dan memorinya. Otak gajah merupakan otak terbesar dari semua makhluk darat yang hidup saat ini.

Kemampuan memori gajah dapat dibuktikan dari bagaimana mereka mengingat rute dan jarak tempuh perjalanan mereka, mengingat anggota satu koloni, dan kemampuan mereka membedakan panggilan untuk masing-masing gajah lainnya. Gajah bahkan dapat memanggil gajah lainnya dalam jarak berkilo-kilo meter dengan suara teriakan, suara terompet, atau dengan panggilan melalui tanah.

Gajah pun memiliki psikologi yang hampir mirip dengan manusia, mereka dapat tertawa, menangis, dan marah. Tidak heran gajah banyak dijadikan lambang kebijaksanaan oleh beberapa budaya tua di dunia. Di Sekolah Gajah di Lampung, gajah dilatih untuk dapat mengenali berbagai bentuk, melakukan atraksi, dan bahkan melukis gajah lainnya!


5. Kakatua Abu-Abu Africa




Pertama kali menonton video tentang Einstein sang kakatua abu-abu yang cerdas di Animal Planet, saya sangat terkesan. Betapa tidak, jika kakatua yang biasa kita tau hanya dapat menirukan perkataan manusia, kakatua yang satu ini bahkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan. Tentunya hal itu perlu latihan terlebih dahulu.

Para ilmuwan yang meneliti mereka mengatakan bahwa kakatua jenis ini adalah kakatua terpintar di dunia, atau mungkin tidak berlebihan apabila disebut burung paling cerdas di dunia.

Kakatua ini dapat mengenali puluhan pertanyaan yang berisi kata-kata dari yang sederhana hingga yang hampir rumit, mengenali belasan jenis warna, macam-macam bentuk, dan nilai-nilai numerik yang disajikan. Para ilmuwan yakin burung ini dapat dikembangkan untuk penelitian yang lebih mengagumkan lagi.

Pemecahan Kepribadian


Pemecahan kepribadian



Pemecahan kepribadian atau sering juga disebut kepribadian ganda, atau juga lebih terkenal dengan nama alter ego. Merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Kadang si penderita tidak tau bahwa ia memiliki kepribadian ganda, dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya.

Kronologi kasus pemecahan kepribadian di Eropa
(1646) Paracelsus melaporkan kasus tentang wanita yang menuduh seseorang telah mencuri uangnya. Pencurinya kemungkinan memiliki kepribadian ganda, yang melakukan tindakannya tanpa sepengetahuan pribadi utama.
(1791) Eberhard Gmelin mendeskripsikan kasus tentang pergantian identitas diri seorang wanita Jerman berusia 21 tahun, yang mengaku seorang bangsawan Perancis dan mampu berbicara bahasa Perancis. Gmelin percaya bahwa kasus seperti itu dapat membantu memahami seluk beluk kepribadian manusia.
(1816) Kasus Mary Reynolds, kepribadian ganda, diterbitkan dalam bentuk artikel di majalah Medical Repository.
(1838) Charles Despine menemukan sebuah kasus kepribadian ganda dalam diri Estelle, seorang gadis berusia 11 tahun.
(1876) Eugène Azam menemukan kasus kepribadian ganda dalam tubuh seorang wanita muda Perancis, yang biasa dipanggil Felida X.
(1899) Buku karangan Théodore Flournoy yang berjudul Des Indes à la Planète Mars: Etude sur un cas de somnambulisme avec glossolalie (Dari India ke Planet Mars: Kasus kepribadian ganda dengan bahasa imajiner) diterbitkan.
(1906) Buku Morton Prince, The Dissociation of a Personality, mengungkapkan kisahnya merawat pasien berkepribadian ganda bernama Clara Norton Fowler alias Christine Beauchamp.
(1915) Walter Franklin Prince menerbitkan studi kasus seorang pasien yang bernama Doris Fischer dengan judul The Doris Case of Multiple Personality. Studi kasus ini kemudian diikuti oleh beberapa percobaan mengenai diri Fischer sendiri dan dirinya yang lain.
(1943) Stengel mengatakan bahwa seseorang yang berkepribadian ganda mengalami "kelainan".
(1954) Buku Shirley Jackson, The Bird's Nest, sebuah cerita fiksi tentang pemecahan kepribadian, diterbitkan.
(1954) Buku Thigpen & Cleckley, The Three Faces of Eve, didasarkan pada hasil terapi Chris Costner-Sizemore, diterbitkan. Buku ini berhasil menarik minat orang Amerika mengkaji masalah pemecahan kepribadian.
(1957) Film The Three Faces of Eve yang dibintangi oleh Joanne Woodward, diluncurkan.
(1973) Buku laris karya Flora R. Schreiber, Sybil, membukukan kisah pengobatan dan terapi yang dilakukan oleh Shirley Ardell Mason. Namanya disamarkan menjadi Sybil Dorsett dalam buku ini.
(1976) Versi layar kaca Sybil diproduksi, dibintangi oleh Sally Field.
(1977) Chris Costner-Sizemore menerbitkan otobiografinya yang berjudul I'm Eve.
(1980) Tahun terbit buku Michelle Remembers.
(1981) Buku Daniel Keyes, 24 Wajah Billy, diterbitkan. Buku ini didasarkan dari hasil wawancara antara Billy Milligan dan terapisnya.
(1986) Tahun terbit buku When Rabbit Howls.
(1995) Astraea, situs yang pertama kali membahas masalah pemecahan kepribadian di dunia maya, diluncurkan bulan September.
(1999) Buku Cameron West, First Person Plural: My Life as a Multiple, diterbitkan.
(2005) Otobiografi Robert Oxnam, A Fractured Mind, diterbitkan.

Buku Sybil




Sybil, Kisah Nyata Gadis dengan 16 Kepribadian
Posted April 29, 2008
Filed under: 1 |


Buku ini bercerita tentang Sybil , seorang gadis (berusia 37 tahun-an) yang mengalami perpecahan kepribadian sejak kecil. Setelah seringkali mengalami black out / benar2 lupa atas kejadian yang telah dialami, Sybil pun berobat ke psikiater, Dr Wilbur. Dari sanalah diketahui bahwa didalam tubuh Sybil terdapat 16 “orang” yang lain yang sering “mengambil alih” tubuh Sybil sehingga Sybil mengalami black out. Mereka adalah: Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan pribadi terakhir yang tak diketahui namanya.


Semua pribadi, agar lebih enak saya sebut personal saja , yang sama sekali tidak diketahui sybil, seolah-olah merupakan orang lain yang memakai raga sybil dan mereka ‘mengenal’ sybil dengan baik. Personal-personal itu juga memiliki usia yang berbeda-beda, hobi berbeda, Bahkan tingkat keyakinan terhadap agama yang berbeda. Pada saat diskusi dengan Dr. Wilbur, personal-personal itu sering muncul dan menyebabkan sybil bertanya kepada dokter, “apa yang telah saya lakukan?”. Personal-personal itu, dalam dialog dengan Dr Wilbur juga sering merasa kasihan kepada Sybil , yang tidak bisa marah, ceria dan bahkan menangis saat ia seharusnya melakukan sehingga mereka sesekali merasa perlu muncul ke permukaan menggantikan peran Sybil. Masing-masing personal itu benar-benar “menggantikan” peran sybil, sampai kepada hafalan perkalian, kemampuan menyanyi,seni menggambar dlsb sehingga membuat orang2 disekitarnya merasa heran kenapa Sybil yang kemarin begitu hafal perkalian ,ceria , tenang dan cerdas dan tanpa sebab mendadak melupakan semuanya dan menjadi seorang pemurung atau seseorang yang pemarah atau bahkan kekanak-kanakan .

Setelah Sybil ,yang kehadirannya diwakili oleh personal yang lain, menjalani psikoanalisa oleh Dr Wilbur, ditemukanlah trigger-trigger mengapa kepribadiannya pecah. Sybil mendapat siksaan yang luar biasa dari sang ibu , yang mengidap schizoprenia, sejak kecil tanpa pencegahan dari sang ayah sedikitpun. Hal itu, secara tidak langsung membuat sybil tidak mampu mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan emosinya. Selain itu, nilai2 yang dianut secara ketat oleh orangtua sybil, namun kadang dinafikkan secara vulgar dihadapan sybil juga menjadi salah satu pemicu munculnya personal-personal lain dalam dirinya, personal-personal yang tidak terima akan penerimaan sybil terhadap lingkungan yang menekan dan mengabaikan dirinya.

Akhirnya setelah 11 tahun melakukan psikoanalisa, Dr. Wilbur berusaha menyamakan usia seluruh personal melalui hipnotis dan berusaha meyakinkan sybil untuk memenuhi keinginan-keinginan masing2 personal. Seperti kenyataan bahwa sybil sangat membenci ibunya yang telah menyiksanya, yang dinafikkan oleh Sybil karena norma mengatakan bahwa seorang anak tidak boleh membenci ibunya. Dan Sybil yang sebelumnya tidak bisa marah, tidak bisa menangis pun akhirnya bisa mengungkapkan emosi-emosinya. Hal ini pun berhasil membuat personal-personal lain untuk menerima kondisi sybil, seperti Vicky yang sebelumnya selalu berharap ibunya akan datang menjemputnya dari Paris, akhirnya mengakui bahwa Hattie Dorsett / Ibu Sybil adalah ibunya juga. Perlahan-lahan, trauma-trauma lain dibuka dan pada akhirnya Sybil pun berhasil mengungkapkan emosinya dan berhasil menolak penekanan-penekanan terhadap dirinya. Dan seiring waktu berlalu, semakin banyak personal yang menyatukan diri sebagai Sybil sehingga Sybil pun menjadi Sybil yang satu.

Di akhir buku, dikisahkan bahwa Dr. Wilbur, seusai menyembuhkan Sybil, tetap memfokuskan diri pada perawatan kepribadian majemuk, sekalipun tidak ada yang sekompleks Sybil. Bahkan dalam beberapa kasus ,hasil pengukuran EEP (Electro Encephalogram) masing2 personal berbeda antara satu dengan lain. Kebanyakan personal-personal yang majemuk mengalami lingkungan inti (keluarga) yang histeria, serba mengharamkan, dan kekanak-kanakan sehingga Dr Wilbur beranggapan bahwa kepribadian majemuk adalah suatu cara untuk menghindari larangan dan penekanan dari lingkungannya. Namun penyebab utama kepribadian majemuk tetap saja masih belum diketahui karena ada orang-orang yang berada di lingkungan yang sama, namun tidak mengalami gejala kepribadian majemuk.

Buku ini, sekalipun ditulis melalui proses wawancara dengan Sybil dan Dr Wilbur, setelah saya mencoba mencari referensi di wikipedia memang ada yang meragukan semua faktanya karena dr. Wilbur sendiri tidak pernah menerbitkan hasil rekam medisnya dengan sybil dalam jurnal manapun. Tapi sebagai sebuah bacaan ,anggap aja sebuah novel, cukup menarik karena berasal dari kisah nyata yang memiliki keunikan tersendiri.

Inilah kisah nyata Shirley Ardell Mason a.s Sybil yang memiliki 16 kepribadian berbeda



Shirley Ardell Mason
Lahir 25 Januari 1923
Meninggal 26 Februari 1998 (umur 75)
Kewarganegaraan American
Nama Panggilan Sybil Isabel Dorsett
Dikenal karena Orang dengan pemecahan kepribadian


Shirley Ardell Mason (Dodge Center, Minnesota, 25 Januari 1923 – 26 Februari 1998), adalah seorang wanita yang kehidupannya didokumentasikan di buku dan film dengan nama Sybil Isabel Dorsett untuk melindungi identitas aslinya. Buku itu ditulis oleh Flora Rheta Schreiber dan diterbitkan pada tahun 1973 (diterbitkan di Indonesia tahun 1982 oleh PT. Sinar Harapan). Filmnya pun sudah dibuat dan diudarakan tahun 1976 di CBS.

Sybil bercerita tentang seorang gadis dengan kepribadian yang terpecah sehingga sampai terdapat 16 kepribadian dalam satu tubuh. Enam belas pribadi itu adalah: Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan kepribadian terakhir yang tak diketahui namanya.


Riwayat hidup

Shirley Ardell Mason, lahir di Dodge Center, Minnesota, dari Walter Mason dan Martha Alice Hageman Mason (untuk selanjutnya kita sebut Sybil). Menurut versi buku, Sybil seorang anak yang sering disiksa ibunya dengan tangan, juga terlalu mengawasi anak secara berlebih-lebihan sehingga si anak merasa tertekan.

Sybil kemudian pindah ke kota New York di awal tahun 1950-an untuk melanjutkan kuliah di Universitas Columbia. Setelah kehilangan ingatan (karena tubuhnya sering digantikan pribadi lainnya), dia mulai mengunjungi seorang psikiater, Dr. Cornelia B. Wilbur, yang kemudian mendiagnosisnya menderita kepribadian ganda yang terpecah. Wilbur menemukan 16 kepribadian yang masing-masing berbeda antar satu dengan yang lain dalam diri Sybil dan percaya bahwa hal itu diakibatkan karena beberapa perlakuan yang kejam yang dilakukan oleh ibunya. Selama 11 tahun menjalani terapi, Wilbur dan sybil bekerjasama untuk menyatukan kembali pribadi-pribadi itu dalam satu tubuh.

Schreiber menulis buku itu berdasarkan keterangan dari Sybil dan Dr. Wilbur. Dalam bukunya semua nama dan tempat diubah demi melindungi identitas Sybil yang sebenarnya. Buku itu meledak penjualannya dan segera dibuatkan drama serinya di stasiun TV CBS dengan Sally Field sebagai Sybil and Joanne Woodward sebagai Dr. Wilbur. Atas peran itu Sally Field memenangkan Emmy Award, dan cerita tentang Sybil pun memengaruhi budaya pop Amerika dan pekerjaan para mentalis.

Setelah bukunya diterbitkan, Sybil pindah ke Point Pleasant, West Virginia dan kemudian ke Lexington, Kentucky. Wilbur mengajar di Universitas Kentucky, dan Sybil menjadi guru seni. Dia tinggal dengan damai di Kentucky, pergi ke Gereja Adventis-Hari ke Tujuh, mempunyai hewan piaraan, bermain-main Scrabble dengan Wilbur dan teman-teman dekatnya. Tahun 1998, Sybil meninggal karena kanker payudara pada umur 75 tahun.

Di tahun-tahun terkini, dokter dan lainnya memperdebatkan apakah kepribadian ganda itu benar-benar ada. Beberapa orang mengklaim bahwa 16 kepribadian Mason diciptakan oleh sugesti Wilbur selama terapi. Keadaan itu makin rumit oleh fakta bahwa Wilbur tak pernah menerbitkan laporan kasus itu dalam jurnal ilmiah manapun. Mason dan Wilbur sudah meninggal (Wilbur meninggal pada tahun 1992), sehingga kita tak pernah tau tentang kisah luar biasa ini. Konon Swales akan meneliti fakta buku bahwa kehidupan Mason sebenarnya bertentangan dengan laporan amat fiktif karya Schreiber, yang telah mempresentasikan karya berjudul Gnosis vs. Diagnosis: Sybil's Last Stand pada tanggal 15 April 2000, Szasz Symposium diselenggarakan di Syracuse, New York.